Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis market share ekspor CPO Indonesia, dan dilakukan selama 4 bulan dari bulan April sampai Juli 2010. Data ekspor CPO yang digunakan adalah data dari tahun 1996-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa market share ekspor CPO Indonesia dipengaruhi oleh market size sebesar 132,14% (periode awal), 120,15% (periode I) dan 140,75% (periode II), efek distribusi -0,88% (periode awal), -0,57% (periode I) dan -40,77% (periode II) dan efek daya saing -31,26% (periode awal), -19,58% (periode I) dan 0,01% (periode II). Market size merupakan sumber pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan efek distribusi pasar dan efek daya saing dimana keduanya adalah negatif. Kontribusi dari distribusi pasar negatif terhadap pertumbuhan ekspor riil akibat pertumbuhan ekspor yang terkonsentrasi rendah (dalam pertumbuhan permintaan relatif di bawah pertumbuhan dunia) negara pengimpor. Market share ekspor CPO Indonesia mengalami peningkatan dari 3.703,99 ribu ton (72,61%) pada periode awal (periode 0) menjadi 9.363,72 ribu ton (60,80%), dengan total keuntungan sebesar 5.659,73 ribu ton. Market share Indonesia secara garis besar belum kuat yaitu dari 72,61% menjadi 53,71%, sebagian besar adalah pengaruh dari market size dibandingkan dengan pengaruh distribusi dan pengaruh daya saing. Nilai total peningkatan ekspor pada periode awal (1996-1999) mencapai 5.659,73 ribu ton. Peningkatan tersebut disebabkan oleh dorongan efek size market sebesar 7.478,59 ribu ton, sementara itu efek distribusi dan efek daya saing justru memberikan pengaruh negatif, yaitu masing-masing sebesar 49.59 ribu ton dan 1.769,26 ribu ton. Nilai Export Performance Ratio CPO Indonesia lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Komposisi produk merupakan permasalahan utama karena Indonesia hanya berkonsentrasi pada produk yang secara relatif mempunyai permintaan dunia yang rendah. Disamping itu CPO yang diekspor Indonesia berkonsentrasi pada pasar yang spesifik yaitu asia sehingga perubahan yang terjadi pada pasar tersebut akan berdampak besar bagi performa ekspor CPO Indonesia. Dari hasil kajian menunjukkan bahwa daya saing ekspor CPO di pasar dunia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya. Rendahnya daya saing ekspor CPO Indonesia disebabkan karena mutu yang rendah yang menyebabkan harga menjadi rendah. Disamping itu harga patokan ekspor masih ditentukan oleh asing dengan basis kurs dollar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar