Kerangka Pemikiran Tesisku
“Analisis Market Share Ekspor CPO (Crude Palm Oil) Indonesia”
By: Haris Susanto
Pada dasarnya, negara-negara ASEAN memproduksi dan mengkonsumsi produk
pertanian yang hampir sama, tetapi jumlah produksi, jumlah konsumsi dan daya saingnya
berbeda-beda. Ada negara yang surplus produksi dan daya saing produk pertaniannya
tinggi dan ada pula negara yang mengalami defisit produksi dan daya saingnya rendah.
Negara-negara yang selama ini mengalami defisit produksi dan daya saingnya rendah
akan meningkatkan volume impornya dari negara-negara yang mengalami surplus
produksi produk tersebut dan daya saingnya tinggi. Dalam hal ini akan terjadi persaingan tajam antar negara-negara pengeskpor untuk memasok negara-negara pengimpor yang sama. Namun negara-negara pengimpor akan memilih negara-negara pengekspor yang lebih sesuai ditinjau dari aspek efisiensi (paling murah untuk kualitas yang sama) dan aspek kualitas (sesuai dengan selera).
Indonesia sendiri mempunyai dua kelompok besar produk pertanian, yaitu produk
promosi ekspor dan produk substitusi impor. Untuk produk promosi ekspor, produk ini
juga diproduksi dan diekspor oleh negara-negara ASEAN lainnya yang cukup kompetitif.
Sebagai contoh CPO oleh Malaysia. Dengan kata lain, market share ekspor produk CPO
Indonesia di ASEAN mungkin tidak besar. Jika demikian, maka Indonesia perlu mencari
alternatif pasar tujuan ekspor di negara lainnya, yang daya serapnya mungkin jauh lebih besar dibanding pasar di ASEAN. Hal ini penting untuk menghindari kejenuhan pasar di dalam negeri dan pasar ASEAN sehingga Indonesia akan mampu melakukan ekspansi produksi dan ekspor demi perbaikan pendapatan petani untuk bisa keluar dari krisis ekonomi yang hingga kini masih terasa.
Neraca perdagangan produk pertanian antara Indonesia dan masing-masing
negara ASEAN lainnya diperkirakan akan berubah. Namun besar dan arah perubahan
neraca perdagangan tersebut tergantung pada seberapa jauh Indonesia mampu bersaing
untuk menembus pasar-pasar potensial di dunia dan mampu membendung arus impor
dari pasar internasional. Namun untuk beberapa produk pertanian Indonesia diperkirakan mempunyai keunggulan cukup tinggi, diantaranya adalah CPO.
Untuk dapat memenangkan persaingan sesama negara penghasil CPO, paling
sedikit ada 3 faktor penting yang harus diperhatikan oleh masing-masing negara
penghasil CPO (termasuk Indonesia), yaitu komposisi produk, distribusi pasar dan daya saing. Negara yang lebih mampu memilih komposisi produk yang diekspornya secara
lebih tepat, lebih mampu memilih pasar (negara tujuan) yang pertumbuhan impornya
tinggi dan mempunyai daya saing lebih tinggi akan lebih mampu memenangkan
persaingan. Indonesia diharapkan akan menjadi pemenang dalam persaingan
perdagangan CPO antar negara penghasil CPO dunia apabila mempunyai kelebihankelebihan tersebut.
Analisis constan market share yang diterapkan pada data untuk menyelidiki
kinerja ekspor CPO Indonesia dapat dinyatakan dalam sebuah representasi skema seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1. Skema Acuan Penelitian Constan Mrket Share
CMS analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi empat komponen kinerja ekspor: efek ukuran pasar, efek komposisi pasar, efek daya saing dan efek komposisi
komoditas (Richardson, 1971).
Efek ukuran pasar menunjukkan bahwa bagian dari pertumbuhan ekspor suatu negara disebabkan oleh umum kenaikan impor pasar tujuan. Besarnya efek ini menunjukkan berpotensi meningkatkan ekspor suatu negara jika mampu
mempertahankan pangsa tujuan impor.
Efek komposisi pasar menunjukkan kemampuan negara untuk berkonsentrasi pada relatif berkembang pesat negara. Perubahan ekspor karena distribusi pasar Efek Size Market
Efek Composition Market Efek Competitiveness Efek Composition Produc Perubahan Ekspor pada Periode Tertentu tergantung pada perdagangan kebijakan dan pertumbuhan pendapatan di negara-negara asing.
Efek komposisi produk menunjukkan apakah suatu negara memiliki konsentrasi pada ekspor komoditas pada pasar yang telah berkembang dengan cepat, atau pada komoditas untuk pasar yang berkembang kurang cepat. Efek ini mencerminkan endowmen faktor ekspor dan pendapatan negara dan elastisitas harga dari permintaan untuk produk yang khusus suatu negera.
Efek daya Saing didefinisikan dengan istilah sisa dari model CMS. Residual mengambil istilah segalanya tidak dijelaskan oleh tiga efek pertama. Namun, istilah ini diambil untuk menunjukkan peningkatan atau penurunan daya saing ekspor tergantung apakah memiliki tanda positif atau negatif. Hal ini biasanya diasumsikan bahwa efek ini independen dari tiga efek lain yang dibahas di atas dan sebagian besar mencerminkan peran faktor domestik negara pengekspor.
Selasa, 27 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar